LAPORAN PENDAHULUAN
MENARIK DIRI
DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KEPERAWATAN
JIWA :
NAMA
: RIAN FEBRIDIANA
NIM :
D0150042
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2016
LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI
A. MASALAH UTAMA :
Isolasi sosial :
menarik diri.
B.
PROSES TERJADINYA MASALAH
1.
Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dari orang lain (Rawlins, 1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan
dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang
lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan
sehari-hari hampir terabaikan.
2. Tanda dan
Gejala:
a)
Apatis,
ekspresi sedih, afek tumpul.
b)
Menghindar dari
orang lain (menyendiri).
c)
Komunikasi
kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
d)
Tidak ada
kontak mata, klien sering menunduk.
e)
Berdiam diri di
kamar/klien kurang mobilitas.
f)
Menolak
berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
g)
Tidak melakukan
kegiatan sehari-hari.
h)
Posisi janin
saat tidur.
(Budi Anna Keliat, 1998)
3.
Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala
Klinis :
a)
Perasaan
malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi).
b)
Rasa
bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
c)
Gangguan
hubungan sosial (menarik diri).
d)
Percaya diri
kurang (sukar mengambil keputusan).
e)
Mencederai
diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
4.
Akibat dari
Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko
perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu
orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien
terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.
Gejala Klinis :
a)
Bicara, senyum
dan tertawa sendiri.
b)
Menarik diri
dan menghindar dari orang lain.
c)
Tidak dapat
membedakan tidak nyata dan nyata.
d)
Tidak dapat
memusatkan perhatian.
e)
Curiga,
bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
f)
Ekspresi muka
tegang, mudah tersinggung.
(Budi Anna Keliat, 1999)
C.
POHON MASALAH
Isolasi
Sosial : Menarik Diri
Gangguan konsep diri: harga
diri rendah Core problem
Gangguan citra tubuh
( Budi Anna Keliat,
1999)
D.
Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko
perubahan persepsi sensori: halusinasi…
b. Isolasi
sosial: menarik diri
c. Gangguan
konsep diri: harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data
Subjektif:
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
7) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif:
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3) Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4) Disorientasi
b. Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu,
tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka
sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai
diri/ingin mengakhiri hidup.
c.
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Isolasi sosial: menarik diri
2.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga
tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan
:
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
2.
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri
dan tanda-tandanya.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik
diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
3.
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan
:
a.
Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b.
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
1)
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
2)
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
3)
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
c.
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
1)
beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
2)
diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
3)
beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4.
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a.
Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b.
Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
1) K – P
2) K – P – P lain
3) K – P – P lain – K lain
4) K – Kel/Klp/Masy
c.
Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d.
Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e.
Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
f.
Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g.
Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5.
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
a.
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
b.
Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
c.
Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6.
Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a.
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1) Salam, perkenalan diri
2) Jelaskan tujuan
3) Buat kontrak
4) Eksplorasi perasaan klien
b.
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
1) Perilaku menarik diri
2) Penyebab perilaku menarik diri
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
c.
Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
d.
Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
e.
Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Diagnosa 2 : harga diri rendah
Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal
Tujuan
khusus :
1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a.
Bina
hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
cara :
1)
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2)
Perkenalkan diri dengan sopan
3)
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4)
Jelaskan tujuan pertemuan
5)
Jujur dan menepati janji
6)
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7)
Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
a.
Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b.
Setiap
bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
c.
Utamakan
memberikan pujian yang realistik
3.
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Tindakan:
a.
Diskusikan
dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
b.
Diskusikan
kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4.
Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan:
a.
Rencanakan
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
1) Kegiatan mandiri
2) Kegiatan dengan bantuan sebagian
3) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
c.
Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman
asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Budi Anna Keliat. Asuhan
Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses
kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung. 2000
EmoticonEmoticon