LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Dermatitis adalah suatu peradangan pada
dermis dan epidermis yang dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik
berupa efloresensi polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.
(Mulyono :1986)
Dermatitis adalah peradangan epidermis
dan dermis yang memberikan g ejala subjektif gatal dan dalam perkembangannya
memberikan efloresensi yang polimorf. (Junaidi Purnawan : 1982)
2. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam type :
a. Dermatits
kontak
- Dermatitis kontak toksis akut
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer kuat /
absolut. Contok : H2SO4 , KOH, racun serangga.
- Dermatitis Kontak Toksis Kronik
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer lemah /
relatif. Contoh : sabun , detergen.
- Dermatitis Kontak Alergi
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh : logam
(Ag, Hg), karet, plastik, dll.
b. Dermatitis
Atopik
Suatu peradangan menahun pada lapisan
epidermis yang disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan
(debu, bulu).
c. Dermatitis
Perioral
Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya
beruntus-beruntus merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui, menyerang
wanita berusia 20-60 tahun dan bisa muncul pemakaian salep kortikosteroid
diwajah untuk mengobati suatu penyakit.
d. Dermatitis
Statis
Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering
meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan cairan dibawah kulit,
sehingga cenderung terjadi varises dan edema.
3. PATOFISIOLOGI
Dermatitis merupakan peradangan pada
kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa
zat alergen ataupun zat iritan.
Zat tersebut masuk kedalam kulit yang
kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut.
Masa inkubasi sesudah terjadi
sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa
reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.
Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong
perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan
dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.
4. TANDA
DAN GEJALA
a. Dermatitis Kontak
Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit berwarna
coklat dan menebal.
b. Dermatitis Atopik
Gatal-gatal , muncul pada beberapa bula pertama setelah
bayi lahir, yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan dan
kaki.
c. Dermatitis Perioral
Gatal-gatal bahkan menyengat, disekitar bibir tampak
beruntus-beruntus kecil kemerahan.
d. Dermatitis Statis
Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu /
bulan , warna menjadi coklat.
5. KOMPLIKASI
1. Katarak
2. Infeksi oleh bakteri , virus da jamur
6. PENGOBATAN
1. Terapi umum
- Hindari faktor penyebab.
- Jaga kulit jangan sampai kering à pelembab.
- Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
2. Terapi Lokal
- Salep / krim / losio kortikosteroid.
3. Terapi Sistemik
- Anti histamin.
- Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
- Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr.
4x 125
mg/hr.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
- Kaji faktor penyebab terjadinya gangguan.
- Kaji pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode
kontak.
- Kaji adanya pruritas, pain dan burning.
- Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.
- Kaji tanda-tanda infeksi.
- Riwayat infeksi yang berulang-ulang.
- Kaji faktor yang memperparah.
- Pada reaksi
ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.
- Pada reaksi berat terdapat ulceration, bulla buosion.
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri : gatal berhubungan dengan
inflamasi pada kulit.
2. Gangguan body image berhubungan
dengan lesi pada kulit.
3. Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan garukan.
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen dikulit.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan tahanan primer tidak adekuat.
3. INTERVENSI
Dx. 1. Nyeri ; Gatal berhubungan dengan inflamasi pada
kulit.
Tujuan : Mengurangi rasa gatal.
Tindakan :
- Hindarikan semua bahan yang menyebabkan.
- Jelaskan pengertian untuk tidak digaruk.
- Kolaborasi dokter pemberian anti histamin.
Dx. 2. Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada
kulit.
Tujuan : Menyatakan penerimaan situasi
diri.
Pasien memiliki konsep diri yang positif.
Tindakan :
- Kaji makna kehilangan / perubahan pada pasien.
- Berikan penguatan
positif terhadap kemampuan dan dorong usaha
untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
- Berikan kelompok pendukung untuk
orang terdekat dan beri informasi bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Dx. 3. Ganggun integritas kulit berhubungan dengan garukan.
Tujuan : Menunjukkan regenerasi
jaringan.
Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area
luka.
Tindakan :
- Kaji warna, ukuran, perhatikan
jaringan nekrotik.
- Berikan kompres dingin / larutan PK untuk lesi eksudatif dan basah.
- Jangan terlalu kuat mengusap-ngusap
kulit dengan handuk.
- Anjurkan untuk memakai stoking.
- Kurangi kontak langsung pada area
luka.
- Anjurkan untuk tidak menggaruk.
- Dorong pasien menerapkan prinsip-prinsip
kebersihan diri.
- Kolaborasi pemberian antibiotik pada
infeksi sekunder.
Dx. 4. Kurangnya pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen .
Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi,
prognosis dan pengobatan.
Tindakan :
-
Penkes yang meliputi pengetahuan
pasien untuk mengenali agen penyebab, perjalanan penyakit , faktor yang
memperberat dan cara perawatan.
Dx. 5. Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat
waktu, bebas eksudat – purulen dan tidak demam.
Tindakan :
-
Tekankan pentingnya teknik cuci
tangan yang baik.
-
Periksa area terkena.
-
Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
-
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antibiotik.
4. IMPLEMENTASI
1) Nyeri ; gatal berhubungan dengan
inflamasi pada kulit.
- Menghindarkan semua
bahan yang menyebabkan.
- Menjelaskan
pengertian untuk tidak digaruk.
- Melaksanakan advis
dokter pemberian anti histamin.
2) Gangguan body image berhubungan dengan
lesi pada kulit.
- Mengkaji makna
kehilangan/perubahan pada pasien.
- Memberikan
penguatan positid terhadap kemampuan dan mendorong usaha untuk mengikuti tujuan
rehabilitasi.
- Memberikan kelompok
pendukung untuk orang terdekat dan memberi informasi bagaimana mereka dapat
membantu.
3) Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan garukan.
- Mengkaji warna,
ukuran, perhatikan jaringan nekrotik.
- Memberikan kompres
dingin / larutan PK untuk lesi eksudatif
dan basah.
- Menganjurkan klien
untuk jangan terlalu kuat mengusap-usap kulit dengan handuk.
- Menganjurkan klien
untuk memakai stoking.
- Mengurangi kontak
langsung pada area luka.
- Menganjurkan klien
untuk tidak menggaruk.
- Mendorong klien
untuk menerapkan prinsip-prinsip kebersihan diri dalam kehidupan sehari-hari.
- Memberikan obat
antibiotik pada infeksi sekunder.
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
- Memberikan penkes
kepada klien untuk mengenali agen penyebab, perjalanan penyakit, faktor yang
memperberat dan cara perawatan.
5) Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
- Menekankan
pentingnya teknik cuci tangan yang baik.
- Memeriksa daerah
yang terkena.
- Mengkaji
tanda-tanda adanya infeksi.
- Memberikan obat
antibiotik.
5. EVALUASI
Dx. 1. Pasien
bebas nyeri , gatal.
2. Individu menilai keadaan dirinya terhadap hal-hal yang
realistis.
3. Jaringan berangsur pulih.
Integritas kulit dapat dipertahankan.
4. Pasien dapat mengungkapkan
pengertian mengenai proses penyakit, kemungkinnan komplikasi dan program
rehabilitasi.
5. Tidak terjadi infeksi sekunder dan komplikasi.
Tidak ada eksudat
– purulen disekitar luka.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi Purnawan. (1982). Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Mulyono. (1986). Pedoman Pengobatan Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi pertama. Jakarta : Meidian Mulyajaya
A. Kenneth. (1984). Pedoman Terapi
Dermatologis. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica :
Anderson Sylvia. (1985).
Patofisiologi. Bagian I. Edisi pertama. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilyn E,.(1999). Rencana
Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien.EGC : Jakarta.
1 komentar:
Write komentarterimakasih banyak sob, sangat menarik sekali....
ReplyEmoticonEmoticon