HOSPITALISASI ANAK
Tujuan Umum :
Mampu memahami dampak hospitalisasi pada anak dan
melaksanakan askep yang benar
Tujuan Instruksional khusus :
Mahasiswa :
- Bayi dan anak tentang sulitnya perpisahan dengan keluarga
- Nyeri selama hospitalisasi
- Reaksi di RS sesuai dengan perkembangan anak
- Reaksi keluarga terhadap anak yang sakit dan dirawat di RS
- Peran perawat dalam mengurangi stress akibat hospitalisasi
- Bermain untuk mengurangi stress akibat hospitalisasi
- Perilaku anak setelah mengalami perawatan di RS ( MRS )
Pengalaman mengancam
Stresor à Kurang mengerti / kekurangantahuan pada
kenyamanan
·
Karena lingkungan yang asing
·
Berbeda dengan dirumah
·
Berasal dari karyawan / perawat
·
Perpisahan dengan keluarga
·
Di perawatan harus / dengan diperiksa
Menimbulkan krisis
Mekanisme koping (
dpt diatasi / tidak dapat diatasi )
·
Kebutuhan akan pengertian terhadap anak
·
Pengertian tentang batasan nyeri
Pengalaman Sensasi Tdk menyenangkan
Emosional
Nyeri emosionalà Sakit
tapi menyenangkan
Yang diperhatikan pada anak saat nyeri :
- Sorot mata turun dan tertarik
- Diatas hidung menonjol
- Mata tertutup rapat
- Hidung melebar
- Pipi tertarik keatas
- Mulut membuka ( mirip segi empat )
Penilaian nyeri
- Ekspresi muka :
-
Mata
-
Alis
-
Mulut
-
Hidung
Gerakan badan
Menarik anggota badan
- Keadaan tingkah laku
Diam à menangis hebat disertai motorik yang kuat
Rx nyeri à Tiap individu
“ beda “ sehingga tidak memberi kepastian
Tidur à Respon terhadap nyeri berkurang
Menangis à Disertai penarikan rambut
- Penilaian fisik
Aktivitas :
o
Jantung ( meningkat )
o
Pernapasan ( > cepat )
o
Tekanan darah ( meningkat )
o
Gas darah
o
Kadar kimia dan hormon
o
Telapak tangan berkeringat
Reaksi di RS sesuai dengan Perkembangan Anak
1. Bayi 0
- 1 th
Bayi :
Rasa percaya dan pembinaan kasih
sayangnya terganggu
6 bulan :
Sulit memahami perawatan belum
dapat mengungkapkan yang dirasakan
Menunjukan banyak perubahan
8 bulan ±
Sudah mengenal ibunya à tranger anxiety
Penolakkan
Manifestasi
-
Menangis
-
Marah
Gerakkan berlebih
2. Toddler
( 1 – 3 th )
Komunikasi à Bahasa belum memadai
Sumber stress à Separatic anxiety =
Analitic Depression
Respon anak :
A. Tahap
protes ( Protest )
B. Tahap
putus asa ( Despair )
C. Tahap
menolak / denial ( detachment )
3. Usia
pra sekolah ( 3 – 6 th )
Telah dapat menerima perpisahan
dengan orang tua
Masih butuh perlindungan orang
tua
Reaksi :
·
Menolak makan
·
Menangis pelan
·
Tetap kooperatif
- Usia sekolah ( 6 – 12 th )
Khawatir akan perpisahan sebaya
Takut kehilangan ketrampilan,
kesepian
Anak berusaha :
Independen dan kooperatif
RS Ã kehilangan kontrol dan
kekuatan
RS :
Peran
Takut mati
Kelemahan fisik
Kehilangan kegiatan dalam
kelompok
- Usia remaja ( 12 – 15 th )
Takut akibat perpisahan dengan
sebaya
Kehilangan status
Hubungan dengan kelompoknya
Penyakit à cacat fisik
Ancaman terhadap identitas diri
Reaksi anak :
o Tidak
kooperatif
o Menarik
diri
o Marah
/ frustasi
Reaksi keluarga terhadap anak yang sakit dan dirawat di RS :
A.
Reaksi Orangtua
B.
Reaksi Sibling
Peran Perawat dalam mengurangi stress akibat hospitalisasi.
1.
Mencegah/meminimalkan
dampak dari perpisahan
a.
Rooming in
b.
Partisipasi orangtua
c.
Membuat ruang perawatan seperti situasi rumah
d.
Membantu anak mempertahankan kontak (relasi)
2.
Mencegah perasaan kehilangan kontrol
a.
Physical Restriction
b.
Gangguan dalam Memenuhi kegiatan sehari-hari
3.
Meminimalkan rasa takut terhadap perlakuan tubuh dan
rasa nyeri
4.
Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi
a.
Membantu perkembangan hubungan orangtua-anak
b.
Memberi kesempatan untuk pendidikan
c.
Meningkatkan self mastery
d.
Memberi kesempatan untuk sosialisasi
5.
Memberi support pada anggota keluarga
a.
Memberi informasi
b.
Melibatkan sibling
Bermain untuk mengurangi stress hospitalisasi:
1.
Tujuan Bermain di RS
a.
Dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal
b.
Dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi melalui
bermain
c.
Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman
permainan yang tepat
d.
Agar anak beradaptasi lebih efektif terhadap stress
2.
Prinsip Bermain di RS
a.
Tidak lebih menggunakan
energi, singkat dan sederhana
b.
Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c.
Kelompok umur yang sama
d.
Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
e.
Semua alat permainan dapat dicuci
f.
Melibatkan orangtua
NCP anak di dalam RS:
DIAGNOSA PERAWATAN
- Kecemasan/ketakutan berhubungan dengan perpisahan dari kebiasaan rutin dan sistem dukungan, lingkungan yang tidak familiar.
- Kecemasan/ketakutan berhubungan dengan prosedur yang dialami
- Ketidak berdayaan (tidak punya tenaga) berhubungan dengan lingkungan perawatan
- Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan gerak, kerusakan jaringan otot di tahan di RS atau rumah, efek daripada penyakit
- Ketidak inginan melakukan aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh, lelah, ketidak seimbangan antara oksigen yang didapat dan dikontrol.
- Potensial terjadinya luka trauma berhubungan dengan lingkungan yang kurang famillier, terapi lingkungan yang kurang berbahaya/perawatan yang menyeramkan.
- Kekuarangan kebebasan mandi dan pakaian sampai dengan ketidak mampuan fisik dan mental, pembatasan akibat mekanisme pengobatan.
- Keterbatasan melakukan eleminasi sampai dengan ketidak mampuan fisik dan mental, pembatasan akibat mekanisme pengobatan
- Pola eleminasi terganggu sampai dengan ketidak nyamanan karena posisi.
Konsep anak terhadap kematian
On Death & Dying
I. Kematian bagian dari kehidupan
A. Ketakutan akan kematian
B. Tahap – tahap kematian
Tahap I :
Penyangkalan dan pengasingan diri
Tahap II :
Marah
Tahap III :
Menawar
Tahap IV :
Depresi
Tahap V :
Menerima
II. Konsep anak terhadap kematian :
- Tidak punya gambaran tentang kematian namun ada reaksi kehilangan
- Kematian tidak dapat kembali tapi tidak ada kerelaan, kematian mungkin perorangan dan digambarkan sebagai keresahan penyelesaian kematian adalah alami dan kejiwaan
- Kematian hanya sebentar dan akan kembali
- Kematian tidak dapat kembali menyeluruh dan tidak terelakkan ,kematian masih tampak individu namun kejadian berjarak. Penjelasan kematian atau kejiwaan dan persoalan keTuhanan
EmoticonEmoticon